Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) melaporkan bahwa lebih dari satu juta dosis vaksin penyakit Lumpy Skin telah diberikan kepada ternak di seluruh Afghanistan. Kampanye vaksinasi ini terus berlanjut di berbagai wilayah, dengan target melindungi jutaan hewan ternak dari penyebaran virus yang mematikan.
Kepala FAO di Afghanistan, Richard Trenchard, menyatakan, “Kami telah menyelesaikan putaran pertama vaksinasi dengan lebih dari tujuh juta ekor ternak yang telah divaksinasi.” Namun, meskipun kemajuan ini signifikan, masih banyak wilayah yang membutuhkan vaksinasi lebih lanjut.
Di provinsi Kunduz, sejumlah pemilik ternak meminta percepatan proses vaksinasi. Mereka khawatir terhadap potensi kehilangan hewan yang menjadi sumber utama mata pencaharian mereka. Gul Mohammad, salah satu pemilik ternak setempat, mengungkapkan kegembiraannya atas distribusi vaksin, namun menekankan pentingnya akses yang lebih luas. “Kami sangat senang vaksin ini telah tersedia, tetapi kami berharap distribusinya bisa lebih cepat sampai ke tangan kami,” ujarnya.
Pemilik ternak lainnya, Sirajuddin, turut mendesak penambahan jumlah vaksin yang didistribusikan. “Peternakan adalah sumber kehidupan masyarakat di sini. Jika ternak mati, kami kehilangan segalanya. Pemerintah dan FAO harus memastikan jumlah vaksin cukup untuk semua,” tegasnya.
Akhtar Mohammad, seorang peternak di Kunduz, menambahkan bahwa penyebaran virus ini sangat mengkhawatirkan. “Pencegahan virus ini sangat penting, jika tidak, bisa saja menyebar lebih luas, termasuk ke manusia. Sudah banyak penyakit yang menyebar di antara ternak, dan hal ini harus segera ditangani,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah pemilik ternak di berbagai provinsi menyuarakan kekhawatiran mereka terkait merebaknya wabah Penyakit Kulit Gumpal. Mereka memperingatkan bahwa jika lembaga-lembaga terkait di ibu kota tidak segera mengambil tindakan, risiko kematian baik pada hewan maupun manusia akibat penyakit ini akan meningkat secara signifikan.
Untuk diketahui, Lumpy Skin Disease adalah penyakit viral yang menyerang hewan ternak, terutama sapi, dan menyebabkan lesi kulit, penurunan produksi susu, serta kematian. Penyakit ini berdampak signifikan pada perekonomian masyarakat yang bergantung pada sektor peternakan, terutama di negara-negara yang rentan seperti Afghanistan.
Pihak FAO berkomitmen untuk melanjutkan distribusi vaksin hingga mencapai seluruh daerah yang terkena dampak, serta terus bekerja sama dengan pemerintah Afghanistan dalam upaya memerangi penyakit ini dan melindungi ketahanan pangan negara tersebut.