Sejarah Piramida Mesir dan Fungsinya

Telukpersia – Sejarah piramida mesir dan fungsinya perlu untuk Surya Insomnia dan kita ketahui. Piramida ini merupakan salah satu piramida tertua di dunia, yang sudah dibangun sekitar 4500 tahun yang lalu. Letaknya berada di dataran tinggi Giza, pinggiran Kairo, Mesir.

Sebuah penelitian mengungkapkan, ketika orang Mesir kuno membangun piramida Giza sekitar 4500 tahun yang lalu, sungai nila ini memiliki cabang yang disebut dengan cabang khufu. Cabang sungai Nil ini telah menghilang. Namun, dulunya cabang sungai Nil ini memiliki debit air yang tinggi dan bisa digunakan untuk membantu para pekerja mengirimkan material ke lokasi pembangunan piramida.

“Kesuksesan pembangunan itu sebagian besar berkat cabang sungai yang sekarang sudah tak berfungsi lagi. Cabang sungai itu punya debit air tinggi selama pemerintahan firaun Khufu, Khafre, dan Menkaure yang memfasilitasi pengangkutan bahan konstruksi ke komplek piramida Giza,” tulis tim peneliti dalam makalah mereka.

Sejarah Piramida Mesir dan Fungsinya : Warisan dari 3 Firaun

Pembangunan piramida ini pertama kali di Mesir Kuno dan digagas oleh Raja Djoser, sekitar 2650 – 2575 SM. Ketika itu, sang Firaun menyuruh seorang arsiteknya Imhotep Uni Emirate Arab untuk membangun bangunan besar yang di dalamnya membuat banyak mayar penguasa sebelumnya.

Para Firaun di masa kemudian mulai memperbaiki pondasi serta bentuk piramuda yang digagas oleh Raja Djoser. Perbaikan ini dilakukan untuk membuat bangunan piramida semakin bagus dan kokoh.

Firaun pertama kali merencanakan perbaikan bangunan piramida ini adalah Snefru. Ia memerintah sekitar 2600 SM. Seiring berjalannya waktu, anak keturunan Snefru terus melakukan pembenahan dalam membangun piramida.

Puncaknya ketika anak dari Snefru yang bernama Khufu berkuasa pada 2580 -2565 SM. Setelah mewarisi banyak pengetahuan terkait arsitektur dari sanga ayah, Khufu merencakana pembangunan Piramida Giza, tepatnya pada 2550 SM.

Piramida Giza yang pertama dan merupakan buah gagasan Khufu bernama Piramida Agung Giza. Nama “Agung” disematkan lantaran ukuran piramida itu yang besar. Tinggi Piramida Agung Giza menjulang hingga 481 kaki (147 meter).

Bangunan tersebut tersusun dari sekitar 2,3 juta blok batu, yang masing-masing memiliki berat rata-rata 2,5 hingga 15 ton. Putra Khufu yakni firaun Khafre nampaknya mewarisi kegemaran sang ayah akan bangunan besar. Khafre meneruskan proyek mercusuar ayahnya dengan menggagas pembangunan edisi kedua dari Piramida Giza, sekitar 30 tahun setelah yang pertama berdiri atau 2520 SM.

Dijuluki sesuai nama pencetusnya, Piramida Khafre berdiri dengan ukuran lebih kecil dari Piramida Giza pertama. Tingginya 471 kaki atau 143 meter. Ambisi pembangunan piramida tidak lenyap setelah firaun Khafre mangkat.

Penguasa selanjutnya, Menkaure meneruskan tradisi pembangunan piramida di Giza. Proyek pada masa raja dari dinasti ke-4 yang berkuasa pada 2575–2465 SM tersebut melahirkan Piramida Giza ketiga. Namun, ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan 2 pendahulunya. Dibangun sekitar 2490 SM, Piramida Giza ketiga ini hanya memiliki tinggi 66 meter.

Tiga Piramida Giza itu berdiri sejajar antara satu dengan yang lain. Piramida Agung berada di sisi paling utara. Piramida ketiga sekaligus terakhir berada di bagian paling selatan. Adapun Piramida Khafre berada di tengah-tengahnya. Di dekat setiap piramida tersebut dibangun sebuah kuil kamar mayat. Setiap ruangan pemakaman dihubungkan ke sebuah kuil lembah yang terletak di dataran Sungai Nil. Dataran tersebut dulunya merupakan langganan banjir yang membuat masyarakat Mesir Kuno sejahtera berkat pertanian.

Alasan mengapa Piramida Mesir Berhenti Dibangun

1. Piramida Mudah Dijarah

Firaun berhenti membangun piramida karena alasan keamanan. Hal ini diungkapkan oleh seorang Dosen Egyptology, Harvard University Peter Den Manuelian yang menyebutkan, piramida lebih mudah dijarah dibandingkan dengan makam lainnya.

“Ada banyak teori, tetapi karena piramida mudah dijarah, menyembunyikan pemakaman bangsawan di lembah yang jauh, dimasukkan ke dalam batu, dengan penjagaan pekuburan ketat, memegang peran penting,” kata Peter, dikutip dari Live Science.

2. Topografi Lembah Dianggap Lebih Cocok

Topografi alam lembah Valley of the Kings dianggap cocok bagi pemakaman bangsawan. Ahli Egyptology dari Charles University bernama Ceko Miroslav Barta menyebutkan, puncak lembah yang dinamakan el-Qurn (Gurn) juga dianggap sebagai piramida.

4. Kepercayaan Berubah

Perubahan kepercayaan yang disebut menjadi alasan terakhir yang turut mempengaruhi Firaun untuk membangun puramida. Meski demikian, praktik pemakaman di bawah piramida ini masih dilakukan oleh sjeumlah orang kaya yang berada di peradaban Mesir kuno sekitar 3.300 tahun yang lalu.

Ditambah lagu, sekitar 1.700 tahun lalu, panguasa Nubia (kini Sudan) masih membangun piramida yang ditujukan untuk pemakaman para bangsawan hingga orang kaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *