Qudsngo.com – Total sebanyak 57 persen orang di Bahrain, atau sebanyak 569.054 penduduk divaksin menggunakan vaksin Sinopharm dari China untuk memerangi pandemi COVID-19.
Sedikit info tentang Vaksin Sinopharm, vaksin ini berisi virus Corona yang dimatikan. Vaksin ini bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus Corona.
Vaksin Sinopharm dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) pada awal tahun 2020 yang merupakan salah satu perusahaan farmasi milik pemerintah China. Vaksin ini diberi nama BBIBP-Corv.
Berdasarkan pada hasil uji klinis tahap ketiga yang dilakukan oleh perusahaan Sinopharm di China, vaksin BBIBP-Corv diklaim mempunyai nilai efikasi atau efek perlindungan terhadap virus COVID-19 sebanyak 79%. Dimana jumlah ini merupakan jumlah yang sudah melampaui standar efikasi minimal yang ditetapkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Dimana WHO menetapkan vaksin harus memiliki tingkat kemanjuran minimal 50% dan harus terus dipantau untuk keamanan dan efektivitas yang berkelanjutan.
Pengujian vaksin Sinopharm juga telah dilakukan di beberapa negara,seperti di Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, dan Argentina. Vaksin Sinopharm sejauh ini telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas kesehatan yang ada di China.
Kembali ke Bahrain, berdasarkan studi yang dilakukan oleh tim Gugus Tugas Medis Nasional Bahrain untuk Memerangi Pandemi Coronavirus (COVID-19) bahwa 996.403 orang di Bahrain memiliki dua dosis vaksin antara 9 Desember 2020 dan 17 Juli 2021.
Menurut studi tersebut, dari total populasi ada 57 persen orang di Bahrain memilih menggunakan Vaksin Sinopharm. Kemudian ada sekitar 19% dari populasi, atau 184.526 orang lebih memilih vaksin Sputnik, sementara 17% atau 169.058 orang menggunakan vaksin Pfizer dan sisanya yang 7%, atau 73.765 orang menerima vaksin AstraZeneca.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa 88% kematian yang disebabkan oleh virus COVID-19 terjadi di antara orang yang tidak divaksinasi. Di antara korban tersebut, 11,4% atau 112 orang yang kehilangan nyawanya setelah disuntik Sinopharm.
Seperti yang dilansir dari newsofbahrain, ada enam orang yang menggunakan vaksin Pfizer dan Sputnik juga kehilangan nyawa. Hanya satu orang yang meninggal setelah mengambil vaksin AstraZeneca-Covishield.