Perayaan Keagamaan Saat Lebaran di Tunisia

Telukpersia – Perayaan keagamaan saat Lebaran di Tunisia, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Idul Fitri atau Aïd El-Fitr, adalah salah satu perayaan penting dalam kalender Islam. Perayaan ini biasanya dilakukan pada bulan Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Selama perayaan ini, umat muslim di Tunisia melakukan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, seperti:

1. Perayaan Keagamaan ( Al – Ihtifaal Al – Diniyyah)

Shalat Idul Fitri: Shalat Idul Fitri merupakan bagian penting dari perayaan Lebaran di Tunisia. Umat muslim di Tunisia biasanya pergi ke masjid untuk melakukan shalat Idul Fitri bersama-sama, yang dipimpin oleh seorang Imam. Setelah shalat, mereka saling bermaafan dan berkunjung ke keluarga dan kerabat untuk bersilaturahmi.

Membaca Takbir: Selama tiga hari pertama Lebaran, umat muslim di Tunisia membaca takbir di pagi hari setelah shalat Subuh. Takbir adalah ucapan “Allahu Akbar” yang dipakai untuk mengagungkan kebesaran Allah.

Memberi Zakat: Zakat merupakan kewajiban bagi umat muslim yang mampu untuk memberikan sebagian dari hartanya kepada orang yang membutuhkan. Banyak umat muslim di Tunisia yang memberikan zakat saat Lebaran untuk membantu orang yang kurang mampu.

Berbagi Makanan: Selama perayaan Lebaran di Tunisia, banyak umat muslim yang berbagi makanan dengan keluarga, tetangga, dan orang yang membutuhkan. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan solidaritas dan membantu orang yang kurang mampu merayakan Lebaran dengan gembira.

Memberikan Hadiah: Memberikan hadiah juga merupakan tradisi yang umum dilakukan selama perayaan Lebaran di Tunisia. Orang tua memberikan hadiah kepada anak-anak mereka, dan orang dewasa memberikan hadiah satu sama lain untuk merayakan hari yang spesial ini.

 2. Al – Mausim

Al-Mausim adalah salah satu perayaan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Tunisia. Perayaan ini biasanya dilakukan pada bulan Agustus atau September, tergantung pada kalender Islam, dan berlangsung selama sekitar dua minggu.

Al-Mausim adalah perayaan yang diadakan untuk merayakan panen dan menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan. Selama perayaan ini, masyarakat Tunisia melakukan berbagai kegiatan budaya dan sosial, seperti:

Pertunjukan Musik dan Tari: Selama Al-Mausim, banyak pertunjukan musik dan tari yang digelar di seluruh Tunisia. Penampilan musik dan tari ini biasanya mencakup tarian tradisional dan musik Arab yang menampilkan alat musik seperti gambus dan tabla.

Pameran Seni: Selama Al-Mausim, banyak pameran seni yang diadakan di seluruh Tunisia. Pameran seni ini mencakup berbagai jenis seni, termasuk seni rupa, fotografi, dan seni kerajinan tangan.

Pesta Makan Malam: Selama Al-Mausim, banyak pesta makan malam yang diadakan di seluruh Tunisia. Pesta makan malam ini biasanya mencakup hidangan tradisional Tunisia, seperti couscous, brik, dan kafteji.

Lomba Olahraga: Selama Al-Mausim, banyak lomba olahraga yang digelar di seluruh Tunisia. Lomba ini mencakup berbagai olahraga, seperti sepak bola, bola voli, dan tenis.

Berbelanja: Selama Al-Mausim, banyak pasar dan toko yang buka hingga larut malam. Masyarakat Tunisia dapat membeli berbagai produk lokal seperti kerajinan tangan, kain, dan barang antik.

Kegiatan Sosial: Selama Al-Mausim, banyak kegiatan sosial yang diadakan di seluruh Tunisia, seperti penggalangan dana untuk amal, dan bakti sosial.

3. Al-Qasmiyah

Al-Qasmiyah merupakan sebuah kota di Tunisia yang terkenal dengan masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan keagamaan Islam.

Selama perayaan Lebaran di Tunisia, umat Muslim melakukan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, seperti shalat Idul Fitri, memberikan hadiah, berbagi makanan, bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman, dan melakukan berbagai kegiatan budaya dan olahraga. Namun, tidak ada informasi yang menyebutkan adanya tradisi khusus yang terkait dengan Al-Qasmiyah selama perayaan Lebaran di Tunisia.

4. Memasak Kuskusi

Couscous merupakan hidangan khas Tunisia yang menjadi bagian penting dari budaya makan di negara ini. Couscous adalah semolina yang biasanya disajikan dengan daging, sayuran, dan bumbu-bumbu khas Tunisia. Berikut adalah beberapa tradisi yang terkait dengan memasak couscous di Tunisia:

Waktu yang Tepat: Memasak couscous biasanya dilakukan pada hari Jumat, karena merupakan hari libur nasional di Tunisia dan waktu yang tepat untuk bersantai dan menikmati makanan bersama keluarga dan teman-teman.

Alat Masak: Tradisionalnya, couscous dimasak menggunakan alat yang disebut dengan “kiska”, yaitu sebuah panci khusus yang terdiri dari tiga bagian. Bagian bawah digunakan untuk merebus daging, sayuran, dan bumbu-bumbu, sementara bagian tengah digunakan untuk merebus couscous dan bagian atas digunakan untuk mengukus sayuran dan daging.

Bahan-bahan: Bahan-bahan utama yang digunakan dalam memasak couscous di Tunisia adalah semolina, daging, kacang-kacangan, sayuran seperti wortel, kentang, buncis, tomat, dan bumbu-bumbu seperti jintan, ketumbar, paprika, jahe, dan rempah-rempah lainnya.

Cara Memasak: Semolina diaduk dengan air dan sedikit minyak zaitun, kemudian dimasak di atas kiska dengan cara dikukus selama beberapa jam. Daging dan sayuran dimasak terpisah dengan bumbu-bumbu khas Tunisia. Setelah semuanya matang, semolina, daging, dan sayuran disajikan bersama-sama.

Cara Makan: Couscous biasanya disajikan di mangkuk besar dan dimakan dengan tangan. Tradisi Tunisia adalah untuk makan bersama-sama dengan keluarga dan teman-teman, dengan semua orang yang memakai satu mangkuk besar dan mencicipi berbagai hidangan.

Itulah beberapa tradisi yang terkait dengan memasak couscous di Tunisia. Perlu diingat bahwa tradisi dan cara memasak bisa bervariasi dari satu keluarga atau daerah ke keluarga atau daerah lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *